Unta Masuk Lubang Jarum (Markus 10:25)
Pernyataan Tuhan Yesus bahwa lebih mudah seekor unta melewati lubang
jarum daripada orang kaya masuk Kerajaan Allah (Markus 10:25), telah
sangat mengagetkan banyak orang. Sebab, bagaimana mungkin seekor unta,
binatang terbesar sehari-hari dalam kehidupan orang Timur Tengah, bisa
melewati lubang jarum yang begitu kecil.
Karena shock, theolog Liberal menafsirkan bahwa lubang jarum yang
dimaksud Tuhan Yesus adalah pintu samping kecil gerbang kota Yerusalem
yang disediakan sebagai pintu alternatif setelah pintu utama ditutup.
Tetapi dari sikap murid-murid yang juga kaget saat itu, tentu bukan
pintu samping yang Tuhan Yesus maksudkan. Karena kalau pintu samping itu
yang dimaksudkan, tentu murid-muridNya saat itu tidak perlu kaget.
Markus mencatat Injil dari tuturan Petrus menulis,”Mereka makin gempar
dan berkata seorang kepada yang lain: Jika demikian, siapakah yang dapat
diselamatkan ?”(Markus 10:26).
Selama dua bulan ketika penulis memilih judul ini untuk Pedang Roh
edisi ini, penulis berusaha mengingat-ingat orang kaya yang
diselamatkan, ternyata dalam hampir tiga puluh tahun pelayanan
penulis tidak melihat satu pun orang kaya diselamatkan. Atau mungkin ada
namun tidak berhasil penulis mengingatnya. Tentu yang penulis maksud
Selalu mengandalkan Materi
Pernyataan Tuhan tersebut dilontarkan pada saat seorang muda kaya
datang bertanya kepadaNya,”Guru yang baik, apa yang harus ku perbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal ?” (Markus 10:17). Pemuda kaya ini
datang kepadaNya dengan sebuah pikiran tendensius yang salah, bahwa
hidup yang kekal diperoleh dari perbuatan. Dia tidak tahu bahwa hidup
yang kekal diperoleh dari iman kepada Yesus Kristus sesuai Doktrin
Keselamatan yang alkitabiah.
Apa yang ada di pemikiran orang kaya ini adalah yang juga ada di
dalam kepala hampir semua orang kaya, yaitu membeli Sorga sama seperti
mereka membeli materi apa saja dengan kekayaan mereka. Kebanggaan orang
kaya adalah kekayaannya, dan mereka selalu berpikir mereka bisa berbuat
apa saja termasuk membeli sorga dengan kekayaan mereka. Pikiran ini
telah menjadi jerat bagi mereka.
Pemuda kaya ini pasti sudah terbiasa menyelesaikan segala sesuatu
dengan uangnya, dan berhasil melewati berbagai kesulitan dan rintangan
dengan uangnya. Berdasarkan pengalaman ini ia berpikir untuk masuk Sorga
pun dapat diatasi dengan uangnya. Ia bertanya, “apa yang
harus kuperbuat?” menunjukkan bahwa ia siap melakukan sesuatu, bahkan
kalau perlu ia akan membayar dengan uangnya.
Suka Basa-basi
Sekilas terlihat pemuda kaya ini rendah hati. Namun sesungguhnya
betapa angkuhnya dia. Mendengar pertanyaannya, Tuhan balik bertanya,
“Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada
Allah saja.” Maksud Tuhan, engkau sekedar basa-basi atau engkau yakin
bahwa saya adalah Allah. Bisakah engkau terima bahwa saya adalah Allah?
Karena hanya Allah saja yang baik, dan engkau menyebut saya guru yang
baik, engkau ini percaya saya sekedar guru atau Allah?
Salah satu karakter khas orang kaya adalah suka berbasa-basi.
Biasanya pensiunan militer memiliki karakter yang berbeda dengan
pebisnis. Pensiunan militer biasanya keras dan kaku, sedangkan
pebisnis biasanya sangat luwes dan kompromis. Pemuda kaya ini tidak
merenungkan tiap-tiap kata yang diucap-kannya.
Seringkali Injil sulit diberitakan kepada orang yang tidak serius,
melainkan yang terlalu banyak berbasa-basi. Dalam pengalaman penginjilan
puluhan tahun, penulis dapatkan banyak kasus menghadapi orang yang
tidak serius memikirkan perkara rohani namun sok memikirkan nya. Kadang
mereka bertanya seolah-olah ingin tahu, namun di otak mereka
sedang memikirkan perkara materi dan untung ruginya menjadi Kristen.
Mereka datang ke gereja bukan untuk mencari perkata rohani, melainkan
materi. Keinginan ini diketahui oleh pebisnis rohani sehingga
men-trik mereka kembali dengan acara pelepasan kutuk kebangkrutan,
akhirnya sudah bangkrut masih disuruh sumbang ini dan itu, doa
melepaskan hutang-piutang dan berbagai-bagai trik jitu para
pebisnis rohani. Penulis melihat bahwa para pebisnis materi yang di
pikiran mereka penuh dengan tipu muslihat untuk mendapatkan kekayaan
materi, ternyata masih kalah jauh dari para pebisnis rohani yang memakai
alasan rohani untuk menipu materi pengikut mereka.
diselamatkan itu bukan sekedar menjadi Kristen, melainkan dilahirkan
kembali di dalam Tuhan. Ada orang Kristen kaya yang penulis kenal, namun
mereka percaya Tuhan selagi masih miskin. Sebaliknya penulis
berhasil mengingat banyak orang Kristen yang tadinya miskin dan sangat
setia, kemudian diberkati Tuhan menjadi kaya lalu meninggalkan Tuhan.
Mengapa kekayaan begitu berbahaya? Bukankah kekayaan adalah sesuatu
yang sangat menyenangkan dan sangat diinginkan orang? Mengapa kekayaan
bisa menjadi penghalang utama seseorang diselamatkan? Tidak adakah orang
yang berpikir, kalau kekayaan bisa menghalangi saya masuk Sorga, saya
memilih menjadi orang miskin saja dan kemudian masuk Sorga.
Menyebabkan Mata Yang Angkuh
Tuhan Yesus tidak menunggu jawabannya melainkan langsung
menyodorkan resep yang diinginkannya, “Engkau tentu mengetahui segala
perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan
mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu
dan ibumu!” Membaca ini sebagian orang yang berpikiran pendek langsung
menyimpulkan bahwa Yesus mengajarkan keselamatan melalui perbuatan.
Padahal Tuhan sedang menggiring orang itu untuk mengakui bahwa dia
tidak bisa masuk Sorga melalui perbuatan, karena tidak ada seorang pun
yang sempurna melaksanakan hukum Taurat. Kalau ternyata ada orang yang
sama sekali tidak melanggar hukum Taurat, memang dia pantas masuk Sorga,
karena berarti ia sama sekali tidak berdosa.
Pemuda ini sebenarnya luar biasa sombongnya. Ia bahkan berani
sesumbar bahwa ia sudah melakukan seluruh hukum Taurat. Sesungguhnya
Tuhan dengan sangat mudah bisa menunjukkan salah satu kegagalannya dalam
melaksanakan hukum Taurat. Tetapi Tuhan yang penuh hikmat tahu bahwa
sumber kesombongannya adalah hartanya. Di dunia ini banyak
orang berpikir bahwa orang kaya itu lebih hebat,lebih baik, lebih patut
didengar, bahkan lebih suci. Oleh sebab itu Tuhan memprioritaskan untuk
mengurus hartanya karena itu adalah fondasi kesombongannya.
Tuhan menantangnya untuk membayar harga Sorga yang ditanyanya,
“Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta
di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ia tidak
menyangka harga sorga sedemikian mahal. Ternyata orang yang
sedemikian sombong tidak berani membeli Sorga.
Kekayaan Penghalang Utamanya
Penulis bertemu dengan banyak orang kaya yang belum diselamatkan.
Celakanya, penulis tidak tahu mengapa mereka kok bisa tahu tentang
persepuluhan. Seharusnya masalah persepuluhan hanya disampaikan kepada
orang Kristen yang telah lahir baru. Dan semestinya persepuluhan
itu hanya diberikan oleh orang yang telah lahir baru. Tetapi ada orang
kaya yang belum lahir baru langsung bertanya, apakah benar menjadi orang
Kristen harus membayar 10% dari penghasilan? Di dalam otak mereka hanya
ada masalah keluar uang dan masuk uang. Biasanya mereka langsung hitung
untung-rugi dari segi materi untuk menjadi orang Kristen. Dan hal ini
sangat menyandung mereka dari memperoleh keselamatan.
Pemuda kaya ini disuruh menjual semua miliknya dan hasilnya dibagikan
kepada orang miskin. Ia pergi dengan hati yang sedih dan kecewa. Ia
tidak sanggup melihat keselamatan jiwanya jauh lebih mahal dari seluruh
hartanya. Seseorang yang tidak sanggup melihat Sorga lebih mahal dari
hartanya tidak mungkin bisa diselamatkan.
Bisa jadi pemuda kaya ini menyangka Tuhan mau duitnya. Penulis pernah
diajak oleh seorang ibu mengunjungi seorang Konglomerat dengan maksud
memberitakan kepadanya kebenaran. Setelah sampai di rumah Konglomerat
tersebut yang tentu melalui berlapis penjagaan, ternyata yang
bersangkutan tidak tertarik dengan kebenaran. Ketika pulang, seorang
penginjil yang turut serta berkata, “mungkin dia kaget karena baru kali
ini dia bertemu dengan pendeta yang tidak berbicara tentang uang
dengannya.”
Banyak pendeta datang kepadanya untuk meminta sumbangan, tetapi
penulis sama sekali tidak menyinggung uang, melainkan tentang bertobat
dan mengaminkan Yesus Kristus yang tersalibkan untuk nya dan dia
bersedia hidup bagi Yesus. Tentu dia setuju Yesus mati baginya, tetapi
tidak begitu happy mendengar bahwa dia harus hidup bagi Yesus. Mengenai
Yesus mati baginya, dia tidak keberatan, itu terserah Yesus. Namun hidup
bagi Yesus? Itu menyangkut pengorbanan, menyangkut menyukakan hati
Yesus, tentu tidak gampang untuk diiyakannya.
Orang Kristen Juga Tersandung Duit
Pada awal masa perjalanan GBIA GRAPHE pernah ada seorang pengusaha
datang. Tetapi kemudian ia hilang perlahan-lahan. Informasi yang penulis
dapat kan dari seorang Diaken temannya bahwa ia dinasehati oleh
temannya untuk tidak berbakti di gereja yang baru mulai, karena dia akan
menjadi sasaran himbauan berbagai persembahan. Akhirnya ia tinggalkan
gereja yang benar, dan Ia bukan hanya menjerumuskan dirinya, namun juga
istri beserta anak-anaknya hanya untuk menyelamatkan uangnya.
Sesungguhnya mereka bisa miliki kesempatan untuk diselamatkan dan satu
keluarga bahagia dalam kebenaran, namun karena dia tidak melihat Sorga
lebih mahal dari hartanya, mereka tidak berkesempatan menikmati pesta
rohani di GRAPHE.
Sungguh, dalam hampir tiga puluh tahun pelayanan, penulis sudah
melihat banyak orang jauh dari kebenaran karena uang. Banyak orang yang
jika mereka miskin, sangat mungkin mereka akan diselamatkan. Tetapi
karena mereka kaya, mereka jauh dari kebenaran.
Penulis juga melihat banyak orang Kristen terjerumus ke dalam
perangkap iblis karena uang. Ada banyak di antara mereka yang tidak rela
uangnya dipakai Tuhan di gereja yang benar, justru tertipu oleh pendeta
penjilat yang pintar memuji, memberkati, dan berbagai jurus tipu
muslihat rohani. Bahkan ada yang nama gereja atau persekutuannya pakai
kata succesful untuk menarik orang-orang yang ingin sukses materi.
Unta tidak mungkin bisa melewati lubang jarum. Orang kaya mustahil
bisa masuk Sorga dengan uangnya. Lalu Tuhan berkata, “sebab segala
sesuatu mungkin bagi Allah.” Apa maksud Tuhan? Tentu bukan dengan cara
membolehkan mereka masuk Sorga tanpa melalui bertobat dan percaya.
Maksud Tuhan ialah, Allah sanggup membuat orang tersebut bangkrut total
agar ia bisa diselamatkan, jika hatinya ingin namun harta adalah
penghalang satu-satunya. Sama sekali tidak berarti Tuhanakan membuat
orang kaya itu masuk Sorga dengan tidak perlu bertobat dan mengaminkan
Yesus mati baginya dan ia setuju hidup bagi Yesus...
KASIH KRISTUS MENYERTAI KITA SEMUA....
Sumber : http://www.cakka.web.id/
1 komentar:
renungan yg baik
Posting Komentar