English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

HAL BERPUASA - Tanggapan Kristus Terhadap Murid-murid Yohanes

Posted by andrey Saroinsong 06.21, under ,, | No comments


HAL BERPUASA





* Matius 9:14-17 Tanggapan Kristus Terhadap Murid-murid Yohanes
9:14 LAI TB, Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada YESUS dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" KJV, Then came to him the disciples of John, saying, Why do we and the Pharisees fast oft, but thy disciples fast not? TR, τοτε προσερχονται αυτω οι μαθηται ιωαννου λεγοντες διατι ημεις και οι φαρισαιοι νηστευομεν πολλα οι δε μαθηται σου ου νηστευουσινtranslit interlinear, tote {kemudian} proserkhontai {datang mendekati} autô {Dia} hoi mathêtai {murid2} iôannou {yohanes (pembaptis)} legontes {berkata} diati {mengapa} hêmeis {kami} kai {dan} hoi pharisaioi {orang2 farisi} nêsteuomen {berpuasa} polla {banyak} hoi de {tetapi} mathêtai {murid2} sou {-Mu} ou {tidak} nêsteuousin {berpuasa}
9:15 LAI TB, Jawab YESUS kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. KJV, And Jesus said unto them, Can the children of the bridechamber mourn, as long as the bridegroom is with them? but the days will come, when the bridegroom shall be taken from them, and then shall they fast. TR, και ειπεν αυτοις ο ιησους μη δυνανται οι υιοι του νυμφωνος πενθειν εφ οσον μετ αυτων εστιν ο νυμφιος ελευσονται δε ημεραι οταν απαρθη απ αυτων ο νυμφιος και τοτε νηστευσουσινtranslit interlinear, kai {dan} eipen {berkata} autois {kepada mereka} ho iêsous {Yesus} mê dunantai {dapatkah} hoi huioi tou numphônos {pendamping2 mempelai laki2} penthein {berdukacita} eph {selama} hoson met {dengan} autôn {mereka} estin {bersama} ho numphios {mempelai laki2} eleusontai {akan datang} de {tetapi} hêmerai {waktu} hotan {apabila} aparthê {diambil} ap {dari} autôn {mereka} ho numphios {mempelai laki2} kai {maka} tote {pada waktu itu} nêsteusousin {mereka berpuasa}
9:16 LAI TB, Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. KJV, No man putteth a piece of new cloth unto an old garment, for that which is put in to fill it up taketh from the garment, and the rent is made worse. TR, ουδεις δε επιβαλλει επιβλημα ρακους αγναφου επι ιματιω παλαιω αιρει γαρ το πληρωμα αυτου απο του ιματιου και χειρον σχισμα γινεταιtranslit interlinear, oudeis {tidak satupun} de {adapun} epiballei {menaruhkan} epiblêma {tambalan} rakous {dari potongan kain} agnaphou {yang belum susut} epi {pada} himatiô {pakaian} palaiô {yang tua} airei {(dia) akan mencabik} gar {karena} to plêrôma {tambalan} autou {-nya} apo {dari} tou himatiou {pakaian} kai {dan} kheiron {lebih buruk} skhisma {sobekan} ginetai {menjadi}
9:17 LAI TB, Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya." KJV, Neither do men put new wine into old bottles: else the bottles break, and the wine runneth out, and the bottles perish: but they put new wine into new bottles, and both are preserved. TR, ουδε βαλλουσιν οινον νεον εις ασκους παλαιους ει δε μηγε ρηγνυνται οι ασκοι και ο οινος εκχειται και οι ασκοι απολουνται αλλα βαλλουσιν οινον νεον εις ασκους καινους και αμφοτερα συντηρουνταιtranslit interlinear, oude {juga tidak} ballousin {mereka menaruh} oinon {wine} neon {baru} eis {kedalam} askous {kantong-kantong kulit} palaious {yang tua} ei de mêge {karena jika tidak demikian} rêgnuntai {dikoyakkan} hoi askoi {kantong-kantong kulit} kai {dan} ho {itu} oinos {wine} ekcheitai {tertumpah} kai {dan} hoi {itu} askoi {kantong-kantong kulit} apolountai {dihancurkan} alla {tetapi} ballousin {mereka menaruh} oinon {wine} neon {baru} eis {kedalam} askous {kantong-kantong kulit} kainous {baru} kai {dan} amphotera {kedua-duanya} suntêrountai {terpelihara} 

Keberatan-keberatan yang diajukan orang lain kepada Kristus dan murid-rnurid-Nya memberikan kesempatan bagt Kristus untuk membuat pernyataan-pernyataan yang paling bermanfaat. Begitulah kepentingan kebenaran sering kali dibantu bahkan oleh perlawanan yang ditemuinya dari orang-orang yang menyangkalnya, dan dengan elemikian hikmat Kristus membawa kebaikan dari kejahatan, dan ini merupakan contoh ketiga yang kita temui dalam pasal ini. Pernyataan-Nya tentang kuasa-Nya untuk mengampuni dosa dan kesediaan-Nya untuk menerima orang berdosa tercetus karena celaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Jadi di sini, dari celaan terhadap perilaku murid-rnurid-Nya, timbullah pernyataan yang menggambarkan kelemahlembutan-Nya kepada mereka. Perhatikanlah:

I. Keberatan yang diajukan murid-murid Yohanes kepada murid-murid Kristus karena tidak berpuasa sesering mereka.


    Yesus dan murid-murid-Nya dituduh lagi karena mempraktikkan cara hidup yang bebas, selain makan dengan para pemungut cukai dan orang berdosa, Keberatan ini menyarankan agar mereka mengubah cara hidup mereka dengan cara hidup yang Jebih ketal. Tampak dari penulis-penulis Injil lain (Markus 2:18 dan Lukas 5:33) bahwa murid-murid orang Farisi juga ikut bersama mereka. Karena itu. kita mempunyai alasan untuk curiga bahwa mereka inilah yang memanas-manasi dan memanfaatkan murid-murid Yohanes sebagai juru bicara mereka. Karena murid-murid Yohanes lebih disukai Kristus dan murid-murid-Nya, maka pasti lebih baik jika mereka saja yang menyampaikan keberatan itu. 
    Perhatikanlah, bukan sesuatu yang baru lagi bahwa orang jahat suka mengadu domba orang-orang benar. Jika umat Allah berbeda sikap atau pikiran, maka orang-orang licik akan mengambil kesempatan ini untuk menabur perselisihan, memanas-manasi mereka, dan memisahkan mereka satu sama lain, dan dengan demikian menjadikan mereka sebagai mangsa empuk. Jika murid-murid Yohanes dan murid-murid Yesus berselisih, kita mempunyai alasan untuk curiga bahwa orang-orang Farisi bekerja di balik semuanya ini, dengan cara memanas-manasi mereka. Nah, keluhan mereka adalah, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Sungguh menyedihkan bahwa kewajiban-kewajiban beragama yang seharusnya mengukuhkan kasih yang suci malah dijadikan alas an untuk bertengkar dan berselisih; tetapi inilah yang sering terjadi, seperti yang kita temui di sini, di mana kita bisa melihat: 
    1. Bagaimana mereka membangga-banggakan puasa mereka sendiri.
      "Kami dan orang Farisi sering berpuasa." Dalam sejarah gereja di segala zaman. berpuasa dijalankan pada saat-saat tertentu sebagai suatu ibadah. Orang-orang Farisi sangat rajin berpuasa, banyak di antara mereka berpuasa dua hari seminggu, namun sebagian besar dari mereka adalah orang munafik dan jahat. Perhatikanlah. orang-orang yang suka mengaku-ngaku sebagai orang percaya biasanya memang lebih unggul dalam menaati peraturan-peraturan beribadah dan bahkan dalam hal pengendalian hawa nafsu. namun semuanya ini hanya di luarnya saja. Murid-murid Yohanessering berpuasa, sebagian karena mengikuti apa yang dijalankan guru mereka, karena ia datang tidak makan dan tidak minum (Matius 11:18). Memang orang sering suka meniru pemimpin mereka, walaupun tidak selalu dengan alasan yang sama. Sebagian yang lain lagi berpuasa karena mau menuruti ajaran guru mereka tentang pertobatan. Perhatikanlah. ibadah yang lebih berat sering kali sangat diperhatikan oleh orang-orang yang masih berada di bawah pendisiplinan Roh, yaitu Roh perbudakan. Walaupun ibadah seperti ini baik sesuai tujuannya, kita harus melampauinya hingga mencapai kehidupan yang penuh sukacita di dalam Tuhan dan kebergantungan padaNya. Inilah yang seharusnya menjadi tujuan ibadah kita. Begitulah, mereka datang kepada Kristus untuk memberi tahu Dia bahwa mereka sering berpuasa. setidaknya sering menurut mereka. Perhatikanlah. banyak orang menyebut diri baik hati (Amsal 20:6). Orang-orang yang mengaku beragama memiliki kecenderungan membangga-banggakan ketaatan mereka dalam beribadah. terutama jika dengan demikian mereka dipandang luar biasa. Dan bukan itu saja, mereka bahkan tidak hanya menyombongkan diri di depan manusia, melainkan juga menyerukannya di hadapan Allah, dan merasa yakin bahwa mereka telah berlaku benar.
    2. Mereka mempersalahkan murid-murid Kristus karena lidak berpuasa sesering mereka. 
      Murid-murid-Mu tidak berpuasa. Mereka tidak tahu bahwa Kristus sudah memerintahkan para murid-Nya untuk berpuasa secara diam-diam dan berusaha agar mereka tidak tampak sedang berpuasa. Perhatikan ayat2 yang tertulis di pasal sebelumnya ini:
      Matius 6:16-18
      6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
      6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
      6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
      Oleh sebab itu, sangatlah kejam kalau mereka menyimpulkan bahwa murid-murid Kristus tidak berpuasa hanya karena murid¬murid ini tidak mengumum-umumkan puasa mereka. Perhatikanlah, kita tidak boleh menghakimi kesalehan orang lain dengan apa yang terlihat oleh mata dan apa yang bisa diamati oleh dunia. Akan tetapi, andaikata memang benar bahwa murid-murid Kristus tidak berpuasa sesering atau sebegitu lama dibandingkan mereka, mengapa mereka berpikir bahwa karena ini mereka lebih beribadah daripada murid-murid Kristus? Perhatikanlah, orang-orang percaya yang sombong biasanya suka membuat suatu patokan dalam beribadah, dan dengan patokan ini mereka berusaha mengukur orang lain dan segala sesuatu, seolah-olah semua orang yang berbeda dari mereka sudah sangat menyimpang di jalan yang salah: seolah-olah semua orang yang tidak berbuat sebanyak mereka berbuat terlalu sedikit, dan semua orang yang berbuat lebih banyak dari mereka sudah bertindak berlebih-lebihan. Semuanya ini dengan jelas membuktikan bahwa orang-orang sombong ini sama sekali tidak memiliki kerendahan dan kebaikan hati bagi sesamanya.
    3. Bagaimana mereka mengadukan keluhan ini kepada Kristus.
      Perhatikanlah, jika murid-murid Kristus, entah karena kekeliruan atau karena perintah, melakukan suatu pelanggaran, pastilah Kristus sendiri akan diberitahukan dan akan dipersalahkan karenanya. O, Yesus, apakah ini murid-murid-Mu?.Oleh sebab itu, karena kita menawarkan kehormatan Kristus kepada dunia, kita harus berperilaku baik. Perhatikanlah, perselisihan dengan Kristus dibawa kepada murid-muridNya (ayat 11). dan perselisihan dengan murid-murid-Nya dibawa kepada Kristus (ayat 14), ini merupakan suatu cara untuk menabur benih perselisihan dan membunuh kasih, untuk membuat umat melawan hamba Tuhan, hamba Tuhan melawan umat, dan teman melawan teman.


II. Pembelaan Kristus bagi murid-murid-Nya dalam masalah ini. 

Kristus bisa saja menegur murid-murid Yohanes dengan pertanyaan mereka sendiri, "Mengapa kalian sering berpuasa? Apakah kalian benar-benar tahu mengapa kalian berpuasa? Oh tidak, sesungguhnya banyak orang yang menjalankan kewajiban ibadah di luarnya saja dan mereka sendiri tidak tahu mengapa dan untuk apa mereka melakukannya. "
Kristus tidak mau menjawab mereka demikian, Ia hanya membenarkan apa yang dilakukan murid-murid-Nya. Ketika murid-murid-Nya tidak tahu apa yang harus mereka katakan, Ia sudah menyiapkan sesuatu untuk dikatakan bagi mereka. Perhatikanlah, seperti halnya hikmat mendapat kehormatan apabila dibuktikan kebenarannya oleh anak-anaknya, demikian pula anak-anaknya akan berbahagia apabila mereka semua dibenarkan oleh hikmat itu sendiri. Apa yang kita lakukan sesuai dengan perintah dan petunjuk Kristus pasti akan didukung dan dikuatkan-Nya, dan kita dengan yakin bisa berserah kepada-Nya untuk menjaga nama baik kita.

Ada dua hal yang ditekankan Kristus dalam membela murid-murid-Nya untuk tidak berpuasa. 

    1. Bahwa saat itu bukanlah saat yang tepat bagi mereka untuk menjalankan kewajiban berpuasa (ayat 15)
    "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita se1ama mempelai itu bersama mereka?" Perhatikanlah, jawaban Kristus disusun dengan begitu baik sehingga bisa membenarkan apa yang dilakukan oleh murid-murid-Nya sendiri, tanpa harus mengecam apa yang sudah ditetapkan Yohanes atau yang diperbuat murid-murid Yohanes sendiri. 
    Ketika orang-orang Farisi memanas-manasi perselisihan ini, mereka berharap Kristus akan mempersalahkan entah murid-murid-Nya sendiri atau murid-murid Yohanes. tetapi Yesus tidak mempersalahkan keduanya. Perhatikanlah, kalau suatu saat kita dipersalahkan dengan tidak adil, maka yang harus kita pedulikan adalah membersih kan nama baik kita sendiri, dan janganlah menuduh balik orang lain atau mengotori nama baik orang lain. Ada banyak jalan yang tersedia yang bisa kita manfaatkan untuk membenarkan apa yang kita lakukan tanpa harus mengecam orang yang kelakuannya berbeda dengan kita.
    Nah, untuk menguatkan pembelaan-Nya, Kristus menggunakan ungkapan sukacita dan kegembiraan yang biasanya dialami selama berlangsungnya acara pernikahan. Saat itu segala perasaan sedih dan dukacita tidaklah pantas dan tidak pada tempatnya, seperti yang terjadi pada pernikahan Samson (Hakim 14:17). Sekarang kita lihat.
      (1) Murid-murid Kristus adalah sahabat-sahabat mempelai laki-laki yang diundang ke pesta pernikahan dan disambut balk di sana, sedangkan murtd-rnurtd orang Parisi tidaklah demikian. Mereka adalah anak-anak hamba perempuan (Galatia 4:25), yang terus hidup dalam kegelapan dan ketakutan. Perhatikanlah, pengikut-pengikut Kristus yang setia, yang memiliki Roh yang menjadikan mereka anak-anak Allah, akan menghadiri pesta yang tidak ada henti-henti-nya, sedangkan orang-orang yang memiliki roh perbudakan dan ketakutan tidak dapat bersukacita seperti orang lain (Hosea 9:1).
      (2) Murid-murid Kristus memiliki mempelai laki-laki bersama mereka, namun tidak demikian halnya dengan murid-murid Yohanes. Guru mereka pada waktu itu sedang berada di penjara , dan mendekam di sana dalam bahaya yang terus mengancam hidupnya, dan karenanya saat itu merupakan saat yang tepat bagi mereka untuk sering berpuasa. Saat seperti itu akan datang kepada murid-murid Kristus ketika mempelai laki-laki harus diambil dari mereka dan ketika tubuh-Nya tidak bisa hadir bersama-sama mereka, dan ketika itu1ah mereka harus berpuasa. Pikiran bahwa sebentar lagi Dia akan pergi dan berpisah dari mereka membuat mereka sangat sedih (Yohanes 16:6). Pencobaan dan penderitaan menimpa mereka ketika Dia sudah pergi, dan ini memberi mereka kesempatan untuk berduka dan berdaa, yakni untuk berpuasa. Perhatikanlah: 
        (*)Yesus Kristus adalah Mempelai laki-laki bagi Jemaat-Nya dan murid-murid-Nya adalah sahabat-sahabat mempelai laki-laki itu. Kristus berbicara tentang diri-Nya kepada murid-murid Yohanes dengan menggunakan perumpamaan ini karena Yohanes Pembaptis sendiri menggunakannya ketika ia menyebut dirinya sahabat mempelai laki-laki (Yohanes 3:29). Jika dengan petunjuk ini mereka mengingat apa yang dikatakan guru mereka sebelumnya, maka mereka sendiri akan tahu jawaban bagi pertanyaan mereka sendiri. 
        (**) Sahabat-sahabat mempelai laki-laki cenderung mengalami banyak perubahan dan pergantian di dunia ini: mereka menyerukan belas kasihan dan penghakiman. 
        (***) Sahabat-sahabat mempelai laki-laki merasa bersedih atau bergembira tergantung pada banyak sedikitnya mereka merasakan kehadiran mempelai laki-laki bersama mereka. Ketika Ia ada bersama mereka, cahaya Allah bersinar atas mereka, dan semuanya menjadi baik, tetapi ketika Ia pergi, walaupun hanya sebentar saja, mereka menjadi ge1isah dan melangkah dengan berat. Kehadiran dan kedekatan matahari dengan burnt membuat datangnya siang dan musim panas, sedangkan ketidakhadiran dan jauhnya mendatangkan malam dan musim digin. Kristus adalah segala-galanya bagi sukacita jemaat-Nya. 
        (****) Setiap kewajiban harus dilakukan sesuai pada mustrn¬nya (Pkh. 7: 14; Yak. 5: 13). Ada sa at untuk berduka dan ada saat untuk tertawa, dan untuk setiap saat ini kita hams menyesuaikan diri dan menghasilkan buah pada musimnya. Dalam hal puasa, kit a harus memperhati¬kan cara-cara yang sesuai dengan anugerah Allah ke¬pad a kita: keUka Dia berduka untuk kita, kita harus rneratap; dan juga, kita hams mcmperhatikan masa¬mas a pemeliharaan-Nya terhadap kita: ada waktu ke¬tika Tuhan. TuHAN sernesta alarn menyuruh orang untuk rnenangis dan meratap; demikian pula, kita harus me¬merhatikan tugas-tugas tertentu yang ada di hadapan kita (17:21; Kis. 13:2).



    2. Bahwa mereka tidak cukup kuat untuk melakukan kewajiban itu. 
    Hal ini dikemukakan dalam dua perumpamaan: yang pertama menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, yang hanya akan memperbesar koyak baju yang tua itu (ayat 16), yang kedua mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua yang hanya akan menghancurkan kantong kulit itu (ayat 17). Murid-murid Kristus tidak mampu menjalankan kegiatan-kegiatan yang berat ini sebaik yang dilakukan murid-murid Yohanes dan orang-orang Parisi. Alasannya, seperti yang dikemukakan cendekiawan Dr. Whitby: di antara orang-orang Yahudi. tidak hanya ada sekte Parisi dan Esen yang menjalankan kehidupan yang keras, tetapi juga ada sekolah-sekolah bagi para nabi, di mana murid-muridnya sering kali hidup di pegunungan dan padang belantara, dan banyak dari antara mereka berasal dari Nazaret. Mereka juga mempunyai sekolah-sekolah pribadi untuk melatih orang menjalankan disiplin yang ketat. Dari sekolah-sekolah inilah mungkin banyak dari murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi berasal; sementara murid-murid Kristus, karena mereka langsung dipanggil dari pekerjaan-pekerjaan awam/ sekuler, mereka ini belum terbiasa dengan praktik-praktik agama yang keras semacam itu, dan ini tidak cocok bagi mereka. Selain itu praktik-praktik semacam ini juga tidak cocok untuk pekerjaan mereka yang lain. Perhatikanlah: 
      (a) Beberapa kewajiban beragama lebih keras dan 1ebih sulit dibandingkan kewajiban-kewajiban beragarna yang lain, seperti kain yang belum susut dan anggur baru. yang membutuhkan tekad yang sangat teguh dan sangat tidak enak bagi tul.uh jasmani: seperti itulah ibadah puasa dan kewajiban-kewajiban yang menyertainya.
      (b) Yang terbaik dari antara murid-murid Kristus pun harus melewati masa kanak-kanak terlebih dahulu; tidak semua pohon di kebun Kristus bertumbuh sama, demikianlah, tidak semua murtd-Nya ada dalam pertumbuhan yang sama. Di dalam Kristus ada murid yang baru menjadi bayi dan ada juga yang sudah bertumbuh. 
      (c) Dalam mengarahkan orang untuk menjalankan kewajiban-kewajiban agama, kelemahan dan kekurangan orang Kristen yang masih belum dewasa haruslah dipertimbangkan, Seperti ha1nya makanan harus diberikan sesuai dengan usia masing-masing orang (I Korintus 3:2; Ibrani 5:12), begitu pula pekerjaan mereka harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Kristus tidak akan mengatakan suatu hal yang tidak mampu ditanggung oleh murid-murid-Nya (Yohanes 16:12). Orang-orang percaya yang baru menerima Yesus tidak boleh diberikan kewajiban-kewajiban yang sangat keras pada awalnya: kalau tidak, mereka akan merasa kecil hati. Seperti inilah pemeliharaan Allah terhadap umat Israel-Nya ketika la membawa mereka keluar dart Mesir. 1a tidak menuntun mereka melewati orang-orang Filistin (Keluaran 13:17-18). Demikian halnya dengan pemeliharaan Yakub akan anak-anak dan hewan ternaknya, di mana ia tidak mau membebani mereka dengan pekerjaan yang terlalu berat (Kejadian 33: 13). Dan seperti ini jugalah Kristus memelihara anak-anak yang masih kecil dalam keluarga kerajaan-Nya dan dalam kawanan domba-Nya: dengan 1emah lembut Ia membimbing mereka. Ketiadaan pemeliharaan seperti ini sering kali membuat kantong kulit menjadi hancur dan anggur menjadi tumpah; pengakuan banyak orang menjadi gagal dan tidak menghasilkan apa-apa karena kurang berhati-hati pada awal-awalnya. Perhatikanlah, dalam berbuat baik kita bisa saja berbuat terlalu ber1ebihan dan melampaui kebenaran: dan perbuatan yang keterlaluan yang demikian bisa jadi disebabkan oleh tipu muslihat Iblis.


III. Dua perumpamaan tentang Kain yang Belum Susut dan Kantong Anggur.

Dalam penjelasan yang lain mengenai 2 perumpamaan tersebut beberapa penafsir memandang hal tersebut adalah menggambarkan pola hidup farisisme yang banyak melakukan ibadah agamawi. Pola hidup farisisme tidak dapat digabungkan dengan pola hidup Kekristenan. 

"Sepotong kain yang belum susut"

    Sepotong kain yang belum susut tidak boleh dijahit (ditambalkan) pada baju yang tua; apabila baju itu dicuci, maka kain baru itu akan menyusut/mengkerut (artinya akan menjadi lebih kecil), sehingga akan merobek/merusak baju itu. 
    Maksud Tuhan YESUS disini adalah jelas, bahwa pola hidup Kristianitas tidak dapat "dikurung" dalam peraturan-peraturan Yahudi. Dan Kekristenan haruslah dibentuk dalam suatu pola hidup yang baru.


"Anggur baru"

    YESUS membandingkan pemberitaanNya mengenai kerajaan Allah dengan "Anggur-Baru", yang tak dapat dimasukkan kedalam kantong anggur yang tua, karena kantong tersebut sudah kehilangan daya elastisitasnya. Karena Anggur yang Baru yang masih memuai (fermentif, beragi), sehingga jika kantong-kantong tua itu jika diisi Anggur-Baru, maka kantong tua itu akan menjadi robek yang disebabkan "kekuatan" Anggur-Baru yang masih sedang memuai itu. 
    Maksud Tuhan YESUS disini adalah jelas, bahwa pola hidup Kristianitas tidak dapat "dikurung" dalam peraturan-peraturan Yahudi yang lama. Dan Kekristenan haruslah dibentuk dalam suatu pola hidup yang baru. 
    Kantong Anggur yang tua adalah peraturan-peraturan dan bentuk-bentuk upacara agamawi tradisional. Sayang, kelompok Farisi itu tidak mau membuat perubahan-perubahan yang memang harus terjadi karenanya, sebalinya mereka dengan keras berpegang pada sistem yang padanya nafkah mereka bergantung (Lukas 5:39).


YESUS menemukan banyak perlawanan untuk menerimaan beritaNya, perlawanan ini bukan dari pihak orang-orang penjahat, dari orang-orang kafir atau 'pendosa' yang lain, tetapi justru perlawanan dari orang-orang yang 'saleh' dan yang 'bermaksud baik' secara ibadah agamawi. Hal ini muncul karena mereka telah 'terbiasa terikat' pada adat dan upacarawi dan pemikiran yang lama. Mereka merasa itulah perbuatan baik, ibadah yang baik, mengapa mereka harus berubah?
Ini merupakan respon yang sangat wajar, dan manusiawi, dan bisa dimengerti. Ini bisa merupakan pengalaman melawan tendensi untuk mengikuti suatu yang baru hanya karena itu baru. Tetapi, ketika Allah melakukan sesuatu yang baru atau menanamkan suatu Wahyu Baru, seperti yang YESUS lakukan dalam pelayananNya ini, maka naluri kecenderungan manusia yang sudah terbiasa dengan adat, mereka ingin mempertahankan kebiasaan yang lama. 

Namun sikap mempertahankan kebiasaan yang lama adalah hambatan bagi pengembangan maksudNya. Sebagai puncaknya, pertanyaan bagi pengajaranNya yang baru ini bukanlah sekedar pertanyaan "apakah itu lama?" dan "apakah itu baru?", namun "Apakah itu benar?"

Pengajaran YESUS KRISTUS ini dapat juga dikenakan pada usaha-usaha dalam menggabungkan kehidupan Kekristenan dengan beberapa adat tua/ adat-adat leluhur. Dan Kekristenan tidak boleh digabung-gabung/ disinkretisasikan dengan macam-macam hal-hal yang berbau adat-istiadat. 

Dengan demikian jelas bahwa wine baru itu menunjuk kepada bekerjanya ajaran baru YESUS KRISTUS yang hidup berkuasa, maka kantong kulit yang pecah dapat menunjuk baik pada bentuk-bentuk konvensional tertentu atau keseluruhan sistem Yudaisme/adat-istiadat manapun pada hati manusia, yang kesemuanya itu membutuhkan penataan kembali sesuai tantangan zaman baru yang telah datang. 

Justru karena itulah, perumpamaan tentang Anggur (wine) ini digunakan, ini juga merujuk kepada pekerjaan ROH KUDUS digunakan. Proses fermentasi adalah gambaran apa yang sedang berlaku pada umat/ orang-orang percaya. Kita adalah hasil buah pohon anggur yaitu Tuhan YESUS KRISTUS (sebagai pokok anggur yang benar).

Implementasi pengajaran ini banyak diserap oleh Rasul Paulus, dimana dengan gamblang ia menjelaskan bahwa keselamatan itu bukan didalam YESUS plus syariat Taurat. Melainkan hanya didalam YESUS KRISTUS saja, dijelaskan dalam artikel :






Sumber :
Matthew Henry, Injil Matius (1), Momentum, 2007, hlm 405-413.
FF Bruce, Ucapan YESUS yang Sulit, SAAT Malang, p 26-28.
http://www.sarapanpagi.org/hal-berpuasa-tanggapan-kristus-thd-murid-murid-yohanes-vt3618.html.

0 komentar:

Posting Komentar

Tags

WAJIB DIBACA

Renungan Harian

RENUNGAN HARIAN RedwhiteNewbie ----------------------------------------------------------

Labels

Blog Archive

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive