Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Minggu (20/7) mengatakan
bahwa penganiayaan terhadap umat Kristen di Irak yang diusir oleh
militan Negara Islam dari rumah mereka di Mosul merupakan kejahatan
terhadap kemanusiaan.
Ratusan keluarga Kristen meninggalkan rumah mereka di Mosul pada Sabtu(19/7) karena sebuah ultimatum yang mengancam keberadaan komunitas mereka yang berabad-abad ada di sana.
Ban “mengecam keras penganiayaan sistematis terhadap polulasi minoritas di Irak yang dilakukan oleh Negara Islam (ISIS/Islamic State of Iraq and Syria) dan sejumlah kelompok bersenjata terkait,” menurut pernyataan PBB.
Sekjen PBB itu menekankan “setiap serangan sistematis terhadap populasi sipil, atau beberepa bagian dari populasi sipil, karena latar belakang etnis, keyakinan agama atau kepercayaan dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Para militan, yang menguasai kota Mosul lewat serangan militer yang dilancarkan enam pekan lalu, mengeluarkan ultimatum kepada ribuan umat Kristen supaya mereka mengubah keyakinan mereka, membayar pajak, meninggalkan kota tersebut atau segera menghadapi eksekusi.
Penguasa baru Mosul mengatakan akan ada mendapatkan hukuman jika umat Kristen tidak mematuhi persyaratan tersebut mulai Jumat pukul 0900 GMT.
Meskipun beberapa keluarga awalnya siap membayar upeti Islam “jizya” agar bisa tetap tinggal di rumah mereka, pesan yang disiarkan oleh sejumlah masjid pada Jumat memicu eksodus.
Ban “sangat terganggu dengan berbagai laporan ancaman terhadap umat Kristen di Mosul dan di beberapa wilayah lainnya di Irak yang dikuasai Negara Islam,” menurut pernyataan PBB.
PBB menambahkan bahwa Ban juga prihatin dengan laporan bahwa “Turkoman, Yazidis dan Shabaks menghadapi penculikan, pembunuhan, penghancuran properti mereka, dan bahwa rumah-rumah umat Kristen, Syiah dan Shabak di Mosul sudah ditandai.”
Ratusan keluarga Kristen meninggalkan rumah mereka di Mosul pada Sabtu(19/7) karena sebuah ultimatum yang mengancam keberadaan komunitas mereka yang berabad-abad ada di sana.
Ban “mengecam keras penganiayaan sistematis terhadap polulasi minoritas di Irak yang dilakukan oleh Negara Islam (ISIS/Islamic State of Iraq and Syria) dan sejumlah kelompok bersenjata terkait,” menurut pernyataan PBB.
Sekjen PBB itu menekankan “setiap serangan sistematis terhadap populasi sipil, atau beberepa bagian dari populasi sipil, karena latar belakang etnis, keyakinan agama atau kepercayaan dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Para militan, yang menguasai kota Mosul lewat serangan militer yang dilancarkan enam pekan lalu, mengeluarkan ultimatum kepada ribuan umat Kristen supaya mereka mengubah keyakinan mereka, membayar pajak, meninggalkan kota tersebut atau segera menghadapi eksekusi.
Penguasa baru Mosul mengatakan akan ada mendapatkan hukuman jika umat Kristen tidak mematuhi persyaratan tersebut mulai Jumat pukul 0900 GMT.
Meskipun beberapa keluarga awalnya siap membayar upeti Islam “jizya” agar bisa tetap tinggal di rumah mereka, pesan yang disiarkan oleh sejumlah masjid pada Jumat memicu eksodus.
Ban “sangat terganggu dengan berbagai laporan ancaman terhadap umat Kristen di Mosul dan di beberapa wilayah lainnya di Irak yang dikuasai Negara Islam,” menurut pernyataan PBB.
PBB menambahkan bahwa Ban juga prihatin dengan laporan bahwa “Turkoman, Yazidis dan Shabaks menghadapi penculikan, pembunuhan, penghancuran properti mereka, dan bahwa rumah-rumah umat Kristen, Syiah dan Shabak di Mosul sudah ditandai.”
Vatikan
Di Vatikan, Paus Fransiskus juga menyatakan keprihatinannya pada umat
Kristen di Mosul. Irak. Paus memanjatkan doa bagi orang Kristen Irak
yang "dianiaya, diusir, dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka".
Warga di Mosul juga mengatakan
militan ISIS sekarang ini mulai menempati gereja dan merebut rumah-rumah
orang Kristen yang melarikan diri.
Sumber :http://www.satuharapan.com/