Tidak seperti biasanya, kota Manado yang biasanya diwarnai dengan kemacetan yang parah dan ramainya orang berseliweran di berbagai mall yang tersebar disepanjang Jalan Piere Tendean, kali ini baru pukul 5 sore, jalanan Kota Manado terlihat sangat lenggang. Hal ini disebabkan oleh peringatan akan datangnya Tsunami yang dipicu oleh gelombang Tsunami yang menyapu Negara Jepang.
Seluruh pertokaan mulai dari daerah Malalayang, Kawasan Bouelevard hingga daerah Tuminting tutup lebih awal. Ini disebabkan kekhawatiran warga Manado yang kotanya memang terletak dibibir pantai. Kepanikan warga terlihat sejak beberapa media televisi menayangkan peristiwa yang melanda Jepang dan disusul peringatan bahwa tsunami tersebut dapat mencapai Sulawesi Utara.
Warga yang tinggal di daerah pantai berlomba menyingkir ke daerah yang lebih tinggi. Daerah Pineleng dan Kota Tomohon menjadi pilihan utama, sehingga mengakibatkan arus lalu lintas kearah sana macet total. Kota Manado yang tinggal sebagian besar warganya menjadi sangat sepi.
Saya yang baru saja pulang memantau situasi Kota Manado menerima keluhan dari sopir angkutan kota, “pe sepi sekali, ndak mo dapa uang setoran kalo bagini,” keluhnya dalam dialek Manado. (Terlalu sepi, tidak akan capai target untuk uang setoran). Tetapi walaupun sebagian besar warga Manado dilanda kepanikan, tetap saja ada yang dengan santainya duduk-duduk di tepi pantai menikmati gorengan.
Semoga saja tidak terjadi seperti yang diberitakan di TV..... GOD BLEES MANADO......
0 komentar:
Posting Komentar